Do’a Nisfu Sya’ban: Niat Sholat, Tata Cara, Dalil & Keutamaannya

Do’a Nisfu Sya’ban: Niat Sholat, Tata Cara, Dalil & Keutamaannya – Nisyfu sya’ban merupakan salah satu bulan dalam kalender Islam dimana bulan sya’ban ini berada diantara bulan rajab dan bulan Ramadhan.

Dibulan nisyfu sya’ban inilah amalan manusia diangkat kepada Allah SWT. Ada banyak sekali amalan-amalan yang dapat kita lakukan di bulan sya’ban, diantaranya adalah dengan melaksanakan sholat sunnah nisyfu sya’ban,  membaca do’a, dan juga berpuasa.

Di malam nisyfu sya’ban adalah waktu yang sangat baik untuk kita menaikkan amalan kebaikan kita hanya karena mengharapkan ridho Allah SWT.

Nah bagi kalian yang belum mengetahui niat, tata cara, keistimewaan dan dalil tentang nisyfu sya’ban, bisa membaca artikel ini hingga selesai. Pendidik akan menjelaskannya secara lengkap mengenai  doa nisfu sya’ban juga cara sholatnya. Berikut pembahasannya:

Contents

Do’a Nisfu Sya’ban: Niat Sholat, Tata Cara, Dalil & Keutamaannya

Pada bulan Ruwah itu ada doa nisyfu sya’ban itu jatuh di pertengahan bulan sya’ban yakni hari ke 15 bulan sya’ban. Hukum melaksanakan sholat di malam nisyfu sya’ban sendiri adalah sunnah.

Niat Sholat Nisyfu Sya’ban

Adapun niat sholat sunnah nisyfu sya’ban adalah sebagai berikut:

اُصَلِّىْ سُنَّةً نِصْفُ شَعْبَانَ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan nisfu sya’baana rak’ataini lillahi ta’ala

Artinya: “Saya shalat sunnat Nisfu Sya’ban dua rakaat karena Allah Ta’ala”

Sebagaimana dalam sebuah hadits dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Artinya: “Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

Adapun hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang artinya:

“Apabila telah datang malam Nisfu Sya’ban maka kamu Shalatlah pada malamnya dan kerjakanlah puasa pada siangnya maka sesungguhnya Allah akan turun pada malam itu sampai terbenamnya matahari ke langit dunia, lalu Allah SWT berfirman: tidaklah seseorang yang memohon ampun kepada-Ku kecuali akan Ku (Allah) ampuni dia, tidaklah seorang hamba memohon Rizeki kepada-Ku maka akan aku berikan Rezeki kepadanya, tidaklah seseorang memohon dihindarkan dari bala kecuali akan Ku berikan kesehatan dan tidaklah permohonan ini dan permintaan itu kecuali Aku (Allah) mengabulkannya hingga terbitnya Fajar”. (HR Ibnu Majah)

Tata Cara Sholat Nisyfu Sya’ban

Adapun tata cara sholat nisyfu sya’ban dan doa nisfu sya’ban itu sama saja dengan sholat yang biasa kita kerjakan, hanya saja terdapat perbedaan dalam lafal niatnya.

Berikut Tata Caranya:

  • Niat, (membaca niat sholat sunnah nisyfu sya’ban)
  • Raka’at pertama membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Kafirun
  • Raka’at kedua membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas
  • Dan Terakhir salam.

Jadi tata cara yang digunakan dalam melaksanakan sholat sunnah nisfu sya’ban sama saja dengan tata acara sholat wajib biasa.

Setelah melaksanakan sholat sunnah nisfu sya’ban, kemudian dilanjutkan dengan membaca surah yasiin 3x dimana dalam setiap yasin itu kita berdo’a kepada Allah. Berikut penjelasannya:

1. Pada bacaan surat yasiin yang pertama, berdo’a dan diniatkan untuk memohonkan panjang umur yang berkah yakni untuk beribadah kepada Allah SWT.

2. Pada bacaan surat yasiin yang kedua, berdo’a dan diniatkan untuk memohonkan rezeki yang lancar dan halal untuk bekal kita dalam beribadah kepada Allah SWT.

3. Bacaan surat yasiin yang ketiga, berdo’a dan diniatkan untuk memohonkan ketetapan iman islam, agar kita senantiasa selalu diberikan keteguhan iman kita kepada Allah SWT.

Kemudian dilanjutkan dengan membaca do’a nisfu sya’ban.

Do’a Nisfu Sya’ban

Adapun bacaan doa nisfu sya’ban adalah sebagai berikut:

اَللّٰهُمَّ يَاذَا الْمَنِّ وَلاَ يُمَنُّ عَلَيْكَ يَاذَا اْلجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ يَاذَا الطَّوْلِ وَاْلاِنْعَامِ لاَاِلٰهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهَرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَاَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ

اَللّٰهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ

اَللّٰهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَطَرْدِي وَاِقْتَارَ رِزْقِي وَاَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُوْ اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ

اِلٰهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَمَا لاَ اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Ya Allah Tuhanku, wahai Yang memiliki anugerah dan tiada yang memberi anugerah kepada-Mu, wahai Yang mempunyai keagungan dan kemuliaan, wahai yang mempunyai kekuasaan dan yang memberi nikmat, tiada Tuhan yang berhak di sembah kecuali Engkau, tempat bernaung bagi orang-orang yang mengungsi, tempat berlindung bagi orang-orang yang memohon perlindungan dan tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan.”

“Ya Allah Tuhanku, jika Engkau telah menetapkan diriku di dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuz) yang berada di sisi-Mu sebagai orang yang celaka, terhalang, terusir atau disempitkan rezekinya sudilah kiranya Engkau menghapuskan.”

“Ya Allah Tuhanku, berkat karunia-Mu apa yang ada dalam Ummul Kitab yaitu perihal diriku sebagai orang yang celaka, terhalang, terusir dan sempit rezeki. Dan sudilah kiranya Engkau menetapkan di dalam Ummul Kitab yang ada di sisi-Mu agar aku menjadi orang yang berbahagia, mendapat rezeki yang banyak lagi beroleh kesuksesan dalam segala kebaikan. karena sesungguhnya Engkau telah berfirman di dalam kitab-Mu dan firman-Mu adalah benar yang diturunkan melalui lisan Nabi yang Engkau utus, “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan, dan di sisi-Nya ada Ummul Kitab.”

“Ya Tuhanku, Berkat penampilan yang maha besar (dari rahmat-Mu) pada malam pertengahan bulan sya’ban yang mulia ini diperincikanlah segala urusan yang ditetapkan dengan penuh kebijaksanaan. Sudilah kiranya Engkau menghindarkan diriku dari segala bencana yang aku ketahui dan yang tidak ku ketahui serta yang lebih Kau ketahui (dari diriku), dan Engkau Maha Mengetahui segala yang gaib, berkat rahmat-Mu wahai yang maha penyayang diantara para penyayang.”

“Dan semoga Allah melimpahkan rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga Dia melimpahkan salam sejahtera (kepada mereka).”

Dalil Tentang Nisfu Sya’ban

Di zaman sekarang ini, memang sangatlah kritis. Dimana setiap amalan yang kita lakukan harus berlandaskan dalil. Karena tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa segala sesuatu yang tidak ada ajaran atau dalilnya itu disebut bid’ah.

Sebetulnya tidak sedikit dalil yang menjelaskan tentang nisfu sya’ban, baik itu tentang sholat sunnahnya, puasanya dan amalan kebaikan lainnya.

dari Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumiddin. Bahkan, Beliau menjelaskan tentang tata caranya, baik itu dari jumlah rakaat hingga bacaannya dan doa nisfu sya’ban:

وأما صلاة شعبان فليلة الخامس عشر منه يصلي مائة ركعة كل ركعتين بتسليمة يقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة قل هو الله أحد إحدى عشرة مرة وإن شاء صلى عشر ركعات يقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة مائة مرة قل هو الله أحد فهذا أيضاً مروي في جملة الصلوات كان السلف يصلون هذه الصلاة ويسمونها صلاة الخير ويجتمعون فيها وربما صلوها جماعة

Artinya: “Adapun shalat sunah Sya‘ban adalah malam kelima belas bulan Sya‘ban. Dilaksanakan sebanyak seratus rakaat. Setiap dua rakaat satu salam. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca Qulhuwallahu ahad sebanyak 11 kali. Jika mau, seseorang dapat shalat sebanyak 10 rakaat. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah Qulhuwallahu ahad 100 kali. Ini juga diriwayatkan dalam sejumlah shalat yang dilakukan orang-orang salaf dan mereka sebut sebagai shalat khair. Mereka berkumpul untuk menunaikannya. Mungkin mereka menunaikannya secara berjamaah.” (Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumiddin, jilid 1, halaman 203).

Al-Ghazali bukan tanpa alasan menganjurkan shalat nisfu Sya‘ban ini. Hujjatul Islam tersebut mendasarinya dengan riwayat Al-Hasan:

روي عن الحسن أنه قال حدثني ثلاثون من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم إن من صلى هذه الصلاة في هذه الليلة نظر الله إليه سبعين نظرة وقضى له بكل نظرة سبعين حاجة أدناها المغفرة

Artinya: “Diriwayatkan dari Al-Hasan. Dikatakannya: Telah meriwayatkan kepadaku tiga puluh sahabat Nabi Shallalu Alaihi Wasallam, sungguh orang yang menunaikan shalat ini pada malam ini (nisfu Sya‘ban), maka Allah akan memandangnya sebanyak tujuh puluh kali dan setiap pandangan Dia akan memenuhi tujuh puluh kebutuhan. Sekurang-kurangnya kebutuhan adalah ampunan.” (Lihat Ihya ‘Ulumiddin, Jilid 1, halaman 203; dan Qutul Qulub, halaman 114). (Sumber: https://jatim.nu.or.id/ )

Malam Nisfu Sya'ban: Niat Sholat, Tata Cara, Do'a, Dalil & Keutamaan
Malam Nisfu Sya’ban: Niat Sholat, Tata Cara, Do’a, Dalil & Keutamaan

Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban

Ada banyak sekali keutamaan malam nisfu sya’ban, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Rahmat Allah SWT Turun ke bumi, dan Allah menaikkan segala amalan-amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia.

2. Allah mengampuni dosa-dosa bagi setiap hambanya yang meminta ampunan kepadaNya.

Sebagaimana dalam hadits dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Artinya: “Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

Demikianlah penjelasan mengenai Do’a Nisfu Sya’ban: Niat Sholat, Tata Cara, Dalil & Keutamaannya. Semoga  doa nisfu sya’ban dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Terimakasih 🙂