Pengertian Masalah Sosial – Teori, Karakteristik, Para Ahli

Pengertian Masalah Sosial – Masalah sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan, atau kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya. Masalah sosial dilihat oleh sebagian orang dalam masyarakat sebagai kondisi yang tidak diharapkan.

Contents

Pengertian Masalah Sosial

Setiap individu memiliki kepentingan terhadap individu lain dalam kelompoknya maupun di luar kelompoknya. Dalam kehidupan sehari-hari, kepentingan tersebut disalurkan melalui proses sosialisasi dan interaksi sosial. Proses sosialisasi merupakan pembelajaran sejak anak masih kecil untuk membentuk kepribadiannya. Interaksi sosial terjadi saat anak mulai bergaul dengan orang lain, baik dalam lingkungan keluarga maupun di luar lingkungan keluarga.

Dalam kehidupan di masyarakat, manusia harus mematuhi nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku sebagai pedoman. Berbicara tentang nilai berarti membicarakan hal-hal ideal atau “seharusnya”, bukan tentang hal-hal yang sebenarnya terjadi. Namun, ada individu atau kelompok yang dengan sengaja melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat.

Kenyataan seperti ini menyebabkan kesenjangan dan pada akhirnya menimbulkan masalah dalam masyarakat. Apabila masalah tersebut berlarut-larut, maka hal itu akan menjadi masalah sosial. Jadi, masalah sosial adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya ada dan apa yang sebenarnya terjadi.

Pengertian Masalah Sosial Menurut Para Ahli

  • Menurut Jenssen (1992), Masalah Sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan, atau sebagai kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya. Sementara itu,
  • Formm (1994) menyatakan bahwa bila masyarakat ingin berfungsi secara efisien, maka anggotanya harus memiliki sifat yang membuat mereka ingin berbuat sesuai dengan apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai anggota masyarakat.

Teori-teori Sosial

Berbagai teori sosial telah dikembangkan untuk menjelaskan masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat. Di antara teori-teori tersebut, terdapat teori Fungsional Struktural, teori Konflik, dan teori Sistem yang memiliki pendekatan berbeda dalam memahami dinamika sosial.

  • Teori Fungsional Struktural menekankan bahwa masyarakat dapat dianggap sebagai sebuah sistem yang terdiri dari berbagai lembaga, seperti lembaga sekolah, keagamaan, ekonomi, politik, sosial, kebudayaan, hukum, dan keluarga. Setiap lembaga memiliki fungsi tersendiri dan saling berhubungan satu sama lain. Ketidakseimbangan di antara lembaga-lembaga tersebut dapat mengganggu fungsi keseluruhan masyarakat.
  • Sementara itu, teori Konflik melihat masyarakat sebagai arena di mana berbagai kelompok bersaing dan saling berebut, terutama dalam hal kekuasaan, prestise, dan kekayaan. Konflik sosial sering muncul karena adanya perbedaan kepentingan antara kelompok-kelompok tersebut. Teori ini tidak hanya fokus pada keseimbangan dan kerjasama, tetapi juga menyoroti ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya dan kekuasaan.
  • Teori Sistem, yang dipopulerkan oleh Auguste Comte, menggambarkan masyarakat sebagai organisme hidup yang terus berkembang. Masyarakat dianggap memiliki struktur yang saling mempengaruhi dan memerlukan satu sama lain untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Konsep saling ketergantungan antarbagian dalam sistem masyarakat menjadi fokus utama dalam teori ini.

Karakteristik Masalah Sosial

Kriteria untuk mengidentifikasi sebuah masalah sebagai masalah sosial meliputi beberapa faktor yang melibatkan persepsi dan respons dari masyarakat.

  • Pertama, sebuah masalah baru akan dianggap sebagai masalah sosial jika dirasakan oleh banyak orang dalam masyarakat. Meskipun tidak ada batasan pasti tentang jumlah orang yang harus terpengaruh, namun jika masalah tersebut mendapat perhatian dan pembicaraan yang meluas di antara berbagai individu, maka dapat dikategorikan sebagai masalah sosial.
  • Kedua, masalah tersebut biasanya dinilai sebagai kondisi yang tidak menyenangkan. Pandangan hedonisme menyatakan bahwa manusia cenderung menghindari situasi yang tidak menyenangkan dan mencari pengalaman yang menyenangkan. Oleh karena itu, ketidaknyamanan yang dirasakan oleh masyarakat menjadi faktor penting dalam menentukan status sebuah masalah sebagai masalah sosial.
  • Terakhir, sebuah kondisi yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat sering kali membutuhkan penyelesaian. Masyarakat cenderung mencari solusi untuk masalah yang dianggap penting dan membutuhkan penyelesaian. Dengan demikian, jika suatu kondisi dianggap perlu dan mendesak untuk diselesaikan oleh masyarakat, maka masalah tersebut dapat dianggap sebagai masalah sosial.

Sebagai contoh, pada masa lampau, kemiskinan tidak dianggap sebagai masalah sosial karena dianggap sebagai bagian alami dari kehidupan dan masyarakat belum memiliki kapasitas untuk mengatasi masalah tersebut.

Penyelesaian masalah kemiskinan memerlukan tindakan kolektif yang melibatkan partisipasi dari berbagai pihak dalam masyarakat.

Perbedaan antara masalah individual dan masalah sosial sangat mencolok. Masalah individu dapat diatasi oleh individu itu sendiri, sementara masalah sosial memerlukan rekayasa sosial seperti aksi sosial, perencanaan sosial, atau kebijakan sosial karena sifatnya yang multidimensional dan melibatkan banyak orang serta memiliki dampak yang lebih luas.

Pengertian Masalah Sosial

Upaya Dalam Pengendalian Masalah Sosial

  • Sosialisasi, menurut Formm pada tahun 1994, adalah proses di mana anggota masyarakat mengembangkan sifat-sifat yang mendorong mereka untuk bertindak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Ini melibatkan penghentian kegiatan yang dianggap tidak sesuai atau tidak diperlukan.
  • Tekanan sosial merupakan pengalaman yang berkelanjutan di mana seseorang merasa didorong oleh masalah atau situasi tertentu, seringkali tanpa disadari. Sebagai contoh, seseorang mungkin memiliki pandangan yang mendukung partai Republik sebagai seorang petani kecil, tetapi ketika merasakan tekanan dari partai tersebut, pandangannya bisa berubah secara signifikan.

Sebab Adanya Masalah Sosial

  • Sebagai dampak dari perubahan sosial, terjadi berbagai fenomena seperti perubahan demografi (baik penurunan, peningkatan, maupun perubahan komposisi penduduk), perubahan budaya (misalnya, dalam hubungan produksi budaya manusia termasuk teknologi, dan perubahan dalam struktur sosial dan organisasi), serta perubahan ekologis (dalam interaksi antara populasi dan lingkungan). Perubahan-perubahan yang biasa terjadi sering kali diabaikan atau dianggap wajar.
  • Sebagai hasil dari pembangunan sosial, masyarakat mengalami proses perubahan sosial yang terencana, dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai suatu kebutuhan. Pembangunan tersebut diarahkan untuk melengkapi dinamika pembangunan ekonomi suatu negara atau bangsa.
Posted in ips