Pengertian Investasi – Menurut Para Ahli, Jenis, Resiko, Tujuan

Pengertian Investasi – Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal. Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian, baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri, setiap tahunnya.

Contents

Pengertian Investasi

Pengertian Investasi Menurut Ahli Ekonomi: Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal. Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian, baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri, setiap tahunnya. Pelaku investasi dikenal sebagai investor, yang menanam modal dalam bentuk pemberian jaminan keamanan yang baik, upah buruh, dan lain sebagainya.

Namun, pengertian investasi dalam kehidupan sehari-hari dapat berbeda. Contohnya, ketika seseorang membeli saham di pasar modal, hal itu mungkin dianggap sebagai investasi dalam konteks sehari-hari. Namun, dalam pengertian investasi menurut ilmu ekonomi, hal itu mungkin tidak dianggap sebagai investasi. Misalnya, jika seseorang membeli saham saat harganya rendah dan menjualnya saat harganya naik, itu tidak selalu dianggap sebagai investasi dalam konteks ekonomi.

Pengertian Investasi Menurut Para Ahli Ekonomi

Pengertian investasi menurut berbagai ahli ekonomi:

  • Haming dan Basalamah: Investasi adalah pengeluaran pada saat sekarang untuk membeli aset riil (seperti tanah, rumah, mobil, dan sebagainya) atau aset keuangan dengan tujuan mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa depan. Investasi juga merupakan aktivitas yang terkait dengan penggunaan sumber daya (dana) untuk memperoleh barang modal pada saat ini, yang akan menghasilkan aliran produk baru di masa mendatang.
  • Mulyadi: Investasi adalah pengalokasian sumber daya dalam jangka panjang untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.
  • Sadono Sukirno: Investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan modal oleh investor atau perusahaan untuk membeli barang modal dan peralatan produksi guna meningkatkan kapasitas produksi barang dan jasa dalam perekonomian.
  • James C Van Horn: Investasi adalah kegiatan memanfaatkan kas pada saat ini dengan tujuan memperoleh hasil di masa mendatang.
  • Henry Simamora: Investasi adalah aset yang digunakan oleh perusahaan untuk menambah atau meningkatkan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi, apresiasi nilai investasi, atau manfaat lain yang diperoleh melalui hubungan dagang.
  • Fitz Gerald: Investasi adalah aktivitas yang terkait dengan penggunaan sumber daya untuk memperoleh modal barang pada saat ini, yang akan menghasilkan aliran produk baru di masa mendatang.
  • Sunariyah: Investasi adalah penanaman modal dalam satu atau lebih aset yang dimiliki, biasanya untuk jangka waktu yang lama, dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan.

Jenis Investasi

Menurut Sunariyah (2004:4), investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama:

  • Investasi dalam bentuk aktiva riil (Real Asset):
    Ini mencakup aset berwujud seperti emas, perak, intan, barang seni, dan real estat.
  • Investasi dalam bentuk surat-surat berharga (Financial Asset):
    Ini mencakup surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aset riil yang dimiliki oleh suatu entitas. Pilihan investasi finansial dalam konteks entitas dapat dilakukan melalui dua cara:
    a. Investasi langsung (Direct Investment):
    Investasi langsung merujuk pada kepemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu entitas yang telah terdaftar secara resmi di pasar modal, dengan harapan mendapatkan keuntungan berupa dividen dan capital gains.
    b. Investasi tidak langsung (Indirect Investment):
    Investasi tidak langsung terjadi ketika surat-surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara.

Resiko Investasi

Risiko adalah kemungkinan dari investasi yang dilakukan oleh investor mengalami kegagalan dalam mencapai tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Berikut adalah jenis-jenis risiko yang mungkin dihadapi oleh para investor dalam melakukan kegiatan investasi, sebagaimana dijelaskan oleh Reilly (2003:15):

  • Risiko Bisnis (Business Risk)
    Ini adalah kemungkinan kerugian yang dialami oleh perusahaan karena keuntungan yang diperoleh lebih kecil dari yang diharapkan.
  • Risiko Keuangan (Financial Risk)
    Risiko ini timbul dari cara perusahaan membiayai kegiatan bisnisnya, misalnya melalui penggunaan utang untuk membiayai aset perusahaan.
  • Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
    Ini adalah ketidakpastian yang muncul ketika sekuritas berada di pasar sekunder, di mana mungkin sulit untuk menjual atau membeli sekuritas dengan harga yang diinginkan.
  • Risiko Nilai Tukar (Exchange Risk)
    Risiko ini terkait dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang negara lain.
  • Risiko Negara (Country Risk)
    Risiko ini terkait dengan stabilitas politik dan kondisi ekonomi suatu negara.

Risiko-risiko ini mengharuskan investor untuk berhati-hati dan melakukan analisis serta pertimbangan yang matang dalam setiap keputusan investasi. Pengetahuan dan pemahaman yang memadai akan membantu investor dalam mempertimbangkan alternatif investasi. Oleh karena itu, seorang investor atau pelaku investasi yang akan berinvestasi dalam saham sebaiknya memiliki pemahaman tentang pasar modal, proses investasi dalam sekuritas, dan karakteristik saham itu sendiri.

Tujuan Investasi

Pada dasarnya, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Secara lebih khusus, menurut Tandelilin (2001: 5), ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain:

  • Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.
    Seseorang yang bijaksana akan berpikir tentang bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu, atau setidaknya berusaha mempertahankan tingkat pendapatannya agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
  • Mengurangi risiko inflasi.
    Dengan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat melindungi diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat inflasi.
  • Dorongan untuk menghemat pajak.
    Beberapa negara di dunia mendorong pertumbuhan investasi dalam masyarakat dengan memberikan fasilitas perpajakan kepada individu yang melakukan investasi dalam sektor-sektor tertentu.

Pengertian Investasi

Dasar Keputusan Investasi

Adapun dasar keputusan investasi menurut Tandelilin (2005) terdiri dari:

  • Return
    Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Investor biasanya menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikan. Return yang diharapkan oleh investor dari investasinya adalah kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat inflasi.
    Dalam berinvestasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan adalah tingkat return yang diantisipasi oleh investor di masa depan, sedangkan realized return adalah return yang telah diperoleh investor dari investasi yang dilakukan di masa lalu. Tingkat return yang diharapkan dan tingkat return yang terjadi mungkin saja berbeda.
  • Risiko
    Selain memperhatikan return, seorang investor juga harus mempertimbangkan risiko dalam proses investasi. Oleh karena itu, dalam berinvestasi, selain memperhatikan tingkat return, investor harus mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi. Tingkat return berkorelasi langsung dengan risiko, artinya semakin tinggi potensi pengembalian, semakin tinggi juga risikonya. Oleh karena itu, investor harus menjaga keseimbangan antara tingkat risiko dan tingkat pengembalian.
  • Faktor Waktu
    Jangka waktu adalah hal penting dalam investasi. Investor dapat menanamkan modalnya dalam jangka pendek, menengah, atau panjang. Pemilihan jangka waktu investasi menunjukkan ekspektasi atau harapan investor. Investor selalu mempertimbangkan jangka waktu dan pengembalian yang dapat memenuhi ekspektasi mereka dari segi pengembalian dan risiko.