√ Teks Proklamasi, Sejarah Perumusan, Makna, & Waktu Pembacaannya

Teks Proklamasi, Sejarah Perumusan, Makna, & Waktu Pembacaannya – Kita sebagai penduduk asli Indonesia pasti akan mengetahui salah satu sejarah penting Indonesia yakni teks proklamasi. Teks proklamasi ini biasanya sudah sering dibahas sejak duduk di bangku sekolah dasar. Akan tetapi, mungkin diantara kalian ada yang lupa atau bahkan belum mengetahuinya, nah kalian bisa melihat pembahasan Pendidik kali ini mengenai teks proklamasi, sejarah perumusan, makna serta waktu pembacaannya. Untuk itu langsung saja kita simak penjelasannya sebagai berikut:

Contents

Teks Proklamasi, Sejarah Perumusan, Makna, & Waktu Pembacaannya

Berikut ini merupakan pembahasan mengenai proklamasi.

Pengertian Proklamasi

Proklamasi merupakan suatu pemberitahuan yang resmi kepada seluruh rakyat, yakni suatu pemberitahuan kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 agustus 1945, dimana mendandakan suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat Indonesia dari adanya pengikat atau belenggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan keberanian dan sikap bangsa Indonesia untuk dapat menentukan nasibnya sendiri.

Teks Proklamasi

Teks Proklamasi, Sejarah Perumusan, Makna, & Waktu Pembacaannya
Teks Proklamasi, Sejarah Perumusan, Makna, & Waktu Pembacaannya

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

Sejarah Perumusan Teks Proklamasi

Pada awalnya ada beberapa perbedaan sikap diantara golongan tua dan muda, dimana golongan tua menerima saja jika kemerdekaan adalah pemberian dari Jepang, akan tetapi berbeda dengan golongan muda. Mereka meninggikan bahwasanya kemerdekaan Indonesia merupakan hasil dari perjuangannya sendiri. Perbedaan itulah yang kemudian membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras.

Rombongan tiba kembali ke Jakarta pada tanggal 23.00 waktu Jawa, pada saat Soekarno Hatta singgah dirumahnya masing-masing. Kemudian rombongan datang menuju ke rumah Laksaman Muda Maeda yang berada di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta (sekarang Perpustakaan Nasional). Karena pada saat itu Laksamana Tadashi Maeda telah menyampaikan kepada Ahmad Subardjo yang merupakan salah satu pekerja di kantor Laksamana Maeda, bahwa ia telah menjamin keselamatan mereka selama berada dirumahnya.

Sebelum memulai merumuskan naskah proklamasi, Soekarno dan Hatta terlebih dahulu menemui Somubuco (Kepala Pemerintahan Umum) Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai proklamasi kemerdekaan. Mereka ditemani oleh Laksamana Maeda, Shigetada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi serta Miyoshi sebagai penerjemah.

Sampai pada akhirnya Soekarno mengatakan bahwa ia mengharapkan bahwa pihak Jepang tidak lagi menghalang-halangi proklamasi yang akan dilaksanakan oleh rakyat Indonesia itu sendiri. Setelah itu barulah kemudian mereka kembali ke rumah Laksamana Maeda.

Dalam melakukan proses perumusan naskah proklamasi, dilakukan oleh tiga golonga tua, diantaranya adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo. Kemudian peristiwa ini disaksikan oleh Miyoshi yakni orang kepercayaan Nishimura, kemudian tiga tokoh pemuda lainnya yakni Sukarni, Mbah Diro dan B.M. Diah. Adapun para tokoh lainnya baik dari golongan tua maupun muda menunggu di serambi depan.

Waktu Pembacaan Proklamasi

Penulisan naskah proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno, sedangkan Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo menyumbangkan pikiran secara lisan. Pada pukul 04.30 konsep naskah proklamasi telah selesai di susun. Kemudian mereka semua kembali ke serambi untuk menemui para hadirin yang tengah menunggu.

Ir. Soekarno memulai membacakan naskah proklamasi tersebut yang masih berupa konsep. Setelah itu beliau meminta untuk para hadirin agar menandatangani naskah proklamasi tersebut sebagai tanda wakil-wakil bangsa Indonesia. Kemudian usulan tersebut ditentang oleh seorang pemuda yang beranggapan bahwa tokoh tua yang hadir hanya kepanjangan tangan dari Jepang. Sehingga Sukarni (golongan tokoh muda), mengusulkan agar yang menandatangani naskah proklamasi tersebut cukup Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Kemudian Soekarno pun menyetujuinya, setelah itu ia pun menyuruh Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut. Kemudian Soekarno mengusulkan upacara proklamasi dilaksanakan dirumahnya yakbi di Jalan Pegangasan Timur No.56.

Makna Proklamasi

Ada beberapa makna penting proklamasi kemerdekaan Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi hukum, yakni untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia) dan menghapuskan tatanan hukum kolonial.

2. Dilihat dari segi politik ideologis, yakni membentuk Negara Republik Indonesia yang bebas, merdeka, dan berdaulat penuh.

3. Sebagai puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.

4. Sebagai alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia bahwa bangsa Indonesia mengambil nasibnya ke dalam tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan.

5. Proklamasi merupakan menara api yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberian inspirasi, serta motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan dan juga keadaan.

Penyebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pada tahun 1945 transportasi dan komunikasi sangatlah terbatas. Selain itu, adanya hambatan dari Jepang yang melarang untuk menyebarkan berita proklamasi juga menyebabkan keterlambatan di sejumlah daerah terutama di luar Jawa. Akan tetapi dengan perjuangan serta tekad yang sangat kuat, akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia.

Harian Suara Asia di Surabaya adalah koran pertama yang memuat berita proklamasi. Adapun tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Penyebaran proklamasi juga dilakukan dengan pemasangan poster, plakat, atau coretan pada dinding tembok yang berisi “Respect our Constitution, August 17!” Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus!

Ada banyak hal yang dilakukan oleh para rakyat Indonesia untuk menyebarkan proklamasi, diantaranya ada beberapa utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI untuk menyebarkan proklamasi secara langsung, yakni

  • Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.
  • Sam Ratulangi dari Sulawesi.
  • Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
  • A. Hamidan dari Kalimantan.

Kemerdekaan Indonesia ini merupakan perjuangan dari rakyat Indonesia sendiri, dan bukan pemberian dari Jepang. Oleh karena itu mari kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Demikianlah penjelasan mengenai Teks Proklamasi, Sejarah Perumusan, Makna, & Waktu Pembacaannya. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kalian. Terimakasih 🙂