Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno – Apakah anda mengerti tentang Kerajaan Mataram Kuno. Jika Anda belum familiar dengan topik tersebut, Anda berada di tempat yang tepat dengan mengunjungi gurupendidikan.com. Situs ini akan membahas secara komprehensif sejarah, para raja, peninggalan, serta kehidupan politik yang terkait dengan Kerajaan Mataram Kuno. Mari kita eksplorasi ulasan yang disajikan di bawah ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.

Contents

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno, yang juga dikenal sebagai Kerajaan Medang, terletak di wilayah Jawa Tengah yang kerap disebut sebagai Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gunung-gunung yang termasuk Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Sungai-sungai yang melintasi daerah ini, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan Sungai Bengawan Solo, juga menjadi faktor pendukung kesuburan daerah ini.

Kerajaan Mataram Kuno memiliki ciri agraris yang kuat. Ada tiga dinasti yang menguasai kerajaan ini, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra, dan Wangsa Isana. Wangsa Sanjaya menganut agama Hindu aliran Syiwa, sementara Wangsa Syailendra mengikuti agama Buddha. Sedangkan Wangsa Isana merupakan dinasti baru yang didirikan oleh Mpu Sindok.

Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya, pendiri Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu. Setelahnya, Rakai Panangkaran menggantikan Sanjaya dan beralih agama menjadi Buddha Mahayana. Pada masa inilah Wangsa Syailendra berkuasa, di mana agama Hindu dan Buddha berkembang bersama di wilayah ini. Mereka yang beragama Hindu tinggal di bagian utara Jawa Tengah, sementara yang beragama Buddha di bagian selatan.

Setelah perkawinan antara Pramodawardhani dengan Rakai Pikatan yang beragama Hindu, Wangsa Sanjaya kembali berkuasa. Rakai Pikatan juga berhasil mengalahkan Balaputradewa dari Wangsa Syailendra, yang kemudian mengungsi ke Kerajaan Sriwijaya. Wangsa Sanjaya berakhir pada masa Rakai Sumba Dyah Wawa, dan digantikan oleh Mpu Sindok yang mendirikan Wangsa Isana.

Perpindahan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno terjadi beberapa kali. Awalnya, pusat kerajaan diperkirakan terletak di Mataram (dekat Yogyakarta sekarang), kemudian dipindahkan ke Mamrati pada masa Rakai Pikatan, dan selanjutnya ke Poh Pitu pada masa Dyah Balitung. Pada masa Dyah Wawa, pusat pemerintahan kembali ke Mataram. Mpu Sindok kemudian memindahkan istana Medang ke wilayah Jawa Timur.

  • Letak dan Wilayah Dimanakah letak kerajaan mataram kuno?

Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah, yang sering disebut sebagai Bumi Mataram, dikelilingi oleh rangkaian pegunungan dan gunung yang meliputi Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Wilayah ini juga dilintasi oleh beberapa sungai utama, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan Sungai Bengawan Solo. Kondisi geografis ini menjadikan daerah ini sangat subur dan cocok untuk pertanian serta pemukiman.

Silsilah Raja-Raja Kerajaan Mataram Kuno

Daftar raja-raja Medang menurut teori Slamet Muljana adalah sebagai berikut:

  • Sanjaya (merupakan pendiri Kerajaan Medang)
  • Rakai Panangkaran (awal berkuasanya Wangsa Syailendra)
  • Rakai Panunggalan alias Dharanindra
  • Rakai Warak alias Samaragrawira
  • Rakai Garung alias Samaratungga
  • Rakai Pikatan suami Pramodawardhani (awal kebangkitan Wangsa Sanjaya)
  • Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
  • Rakai Watuhumalang
  • Rakai Watukura Dyah Balitung
  • Mpu Daksa
  • Rakai Layang Dyah Tulodong
  • Rakai Sumba Dyah Wawa
  • Mpu Sindok (awal periode Jawa Timur)
  • Sri Lokapala (suami dari Sri Isanatunggawijaya)
  • Makuthawangsawardhana
  • Dharmawangsa Teguh (berakhirnya Kerajaan Medang)

Dalam daftar tersebut, hanya Sanjaya yang menggunakan gelar Sang Ratu, sementara raja-raja setelahnya menggunakan gelar Sri Maharaja.

Kerajaan Mataram Kuno

Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Terdapat dua sumber utama yang menunjukkan berdirinya Kerajaan Mataram Kuno, yaitu prasasti dan candi-candi yang masih dapat kita temui hingga saat ini. Mengenai prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa prasasti yang penting, antara lain:

  • Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal pada tahun 732 M. Prasasti ini menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, yang menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Dewa Siwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya. Selain itu, prasasti ini juga menyebutkan bahwa raja sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya, anak dari Sanna.
  • Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan, Yogyakarta, pada tahun 778 M. Prasasti ini ditulis dalam huruf Pranagari (dari India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan tentang pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan pembangunan biara untuk para pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syailendra. Raja Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan kepada para Sangha (umat Buddha).
  • Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih, Kedu, Jawa Tengah, pada tahun 907 M. Prasasti ini menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isinya berupa daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Rakai Watukura Dyah Balitung, yang mencakup Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi, dan Rakai Watuhumalang.
  • Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan pada tahun 782 M. Prasasti ini ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta, yang menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.

Selain prasasti, Kerajaan Mataram Kuno juga meninggalkan banyak candi yang masih berdiri hingga sekarang. Beberapa di antaranya adalah Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sojiwan, dan yang paling terkenal tentunya adalah Candi Borobudur.

Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balitung (898-910 M). Di masa kekuasaannya, daerah-daerah di sebelah timur Mataram berhasil ditaklukkannya. Akibatnya, wilayah kekuasaan Mataram semakin meluas, mulai dari Bagelen (Jawa Tengah) hingga Malang (Jawa Timur).

Penyebab kejayaan Kerajaan Mataram Kuno adalah sebagai berikut:

  • Naiknya tahta Sanjaya yang sangat mahir dalam bidang peperangan.
  • Pembangunan waduk Hujung Galuh di Waringin Sapta (Waringin Pitu) untuk mengatur aliran Sungai Berangas. Hal ini menyebabkan banyak kapal dagang dari Benggala, Sri Lanka, Chola, Champa, Burma, dan lain-lain berlabuh di pelabuhan itu.
  • Pemindahan pusat kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, yang didorong oleh:
  1. Kehadiran sungai-sungai besar seperti Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang sangat mendukung kelancaran lalu lintas perdagangan.
  2. Adanya dataran rendah yang luas, memungkinkan untuk penanaman padi secara besar-besaran.
  3. Lokasi Jawa Timur yang berdekatan dengan jalur perdagangan utama pada masa itu, khususnya jalur perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.