Pengertian Isra’ Mi’raj, Kisah Perjalanan Nabi Muhammad & Hikmahnya

Pengertian Isra’ Mi’raj, Kisah Perjalanan Nabi Muhammad & Hikmahnya – Isra’ Mi’raj merupakan salah satu hari besar Islam yakni peristiwa penting dalam sejarah Islam. Isra’ Mi’raj ini merupakan perjalanan kisah Nabi Muhammad SAW yang mana dalam perjalanan tersebut kita dapat mengambil banyak sekali hikmah dan mukjizat yang telah Allah SWT beri untuk nabi kita yakni nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan kali ini Pendidik akan memberikan penjelasan mengenai Pengertian isra’ mi’raj kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW beserta hikmahnya.

Contents

Pengertian Isra’ Mi’raj, Kisah Perjalanan Nabi Muhammad & Hikmahnya

Pengertian Isra’ Mi’raj

Berikut ini Arti dari Isra’ dan Mi’raj

a. Isra’

Isra’ atau sara ‘سرى’, menurut bahasa berarti perjalanan di malam hari. Sedangkan Isra’ menurut istilah merupakan perjalanan nabi Muhammad SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Isra’ ayat 1:

سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Isra’:1)

b. Mi’raj

Mi’raj menurut bahasa berarti naik, sedangkan menurut istilah adalah naiknya Rasulullah SAW ke sidratul muntaha. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Najm ayat 13-18

وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ ١٣ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ ١٤ عِندَهَا جَنَّةُ ٱلۡمَأۡوَىٰٓ ١٥ إِذۡ يَغۡشَى ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ ١٦ مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ ١٧ لَقَدۡ رَأَىٰ مِنۡ ءَايَٰتِ رَبِّهِ ٱلۡكُبۡرَىٰٓ ١٨

Artinya: “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS An-Najm: 13-18)

Kesimpulan

Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa saat Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan di malam hari, yakni dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke sidratul muntaha dilangit ke tujuh dalam satu malam.

Pada saat Isra’ Mi’raj itulah nabi Muhammad SAW diperlihatkan hal-hal ghaib, kemudian Beliau nabi Muhammad SAW menerima syariat sholat lima waktu dari Allah SWT secara langsung, kemudian Beliau juga berjumpa nabi-nabi terdahulu yang menjadi imam sholat bagi mereka.

Kisah Perjalanan Nabi Muhammad SAW

Isra’ Mi’raj seperti yang sudah dijelaskan diatas, merupakan perjalanan nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Yerusalem dengan menggunakan Buraq. Dalam perjalanan tersebut malaikat Jibril sempat mengajak Nabi Muhammad SAW singgah Sholat di beberapa tempat seperti Tayyibah, Madyan, Thursina serta Betlehem.

Mi’raj sendiri berarti perjalanan nabi Muhammad SAW dari bumi ke Sidratul Muntaha bersama malaikat Jibril. Selama perjalanan ke langit tujuh, Rasulullah SAW semapt bertemu dengan beberapa Nabi. Berikut penjelasannya:

1. Perjalanan Nabi Muhammad SAW di Langit Pertama dan Kedua

Dilangit tingkat pertama, Rasulullah SAW bertemu dengan manusia sekaligus Wali Allah SWT pertama kali di bumi yakni Nabi Adam AS. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW bertegur sapa dengan Nabi Adam AS sebelum kemudian meninggalkannya dan melanjutkan perjalanan.

Pada saat sebelum Rasulullah SAW meninggalkan Nabi Adam AS, Beliau membekali Rasulullah lewat doa agar selalu diberikan kebaikan dalam setiap perkara yang dihadapi.

Dilangit kedua, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as. Sama halnya dengan dilangit pertama, Rasulullah juga ditegur sapa dengan ramah oleh Kedua Nabi pendahuluNya tersebut.

Pada saat Rasulullah hendak meninggalkan langit kedua, Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as. juga memberikan doa kepada Rasulullah agar senantiasa selalu diberikan kemudahan dan kebaikan. Kemudian nabi Muhammad Saw melanjutkan perjalanan menuju langit ke tiga bersama malaikat Jibril.

Dilangit ketiga, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yusuf as. manusia tertampan yang telah Allah SWT ciptakan di muka bumi. Kemudian Nabi Yusuf as memberikan sebagian ketampanan wajahnya kepada Nabi Muhammad Saw, selain itu nabi Yusuf as juga memberikan doa kebaikan kepada nabi Muhammad Saw.

2. Perjalanan Nabi Muhammad SAW Di Langit Ketiga Sampai Keenam

Setelah melanjutkan perjalanan menuju langit keempat, nabi Muhammad SAW bertemu dengan nabi Idris. Nabi Idris merupakan nabi yang pertama kali mengenal tulisan dan kemudian berdakwah kepada Bani Qabil dan Memphis di Mesir untuk beriman kepada Allah SWT.

Sama halnya dengan pertemuan dengan Nabi-nabi sebelumnya, nabi Idris juga memberikan doa kebaikan untuk nabi Muhammad SAW agar diberikan kemudahan dalam setip urusannya.

Dilangit kelima, nabi Muhammad SAW bertemu dengan nabi Harun. Nabi Harun dikenal sebagai nabi yang memiliki kepandaian dalam berbicara untuk meyakinkan seseorang. Nabi Harun as. jugalah yang mendampingi nabi Musa as. dalam berdakwah mengajak raja Fir’aun (orang yang menyebut dirinya Tuhan) dan kaum Bani Israil untuk beriman kepada Allah SWT. Beliau juga memberikan doa-doa kebaikan untuk Rasulullah Saw.

Dilangit keenam, nabi Muhammad Saw dan malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Musa. Nabi Musa ini merupakan nabi yang berjasa dalam membebaskan kaum Bani Israil dari perbudakan dan menuntut mereka menuju jalan kebenaran.

Saat bertemu dengan nabi Musa as., Rasulullah disambut dengan hangat dan baik layaknya seperti bertemu dengan seorang sahabat yang sudah lama tak jumpa. Nabi Musa as. juga memberikan doa kebaikan pada nabi Muhammad Saw ketika akan melanjutkan perjalanan menuju langit ke tujuh.

3. Perjalanan Nabi Muhammad SAW Dilangit Ketujuh

Dilangit ketujuh yakni perjalanan Nabi Muhammad terakhir, dimana dilangit ketujuh Rasulullah Saw bertemu dengan Nabi Ibrahim as. yakni bapaknya para nabi. Pada saat bertemu, nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Mamuur, yakni tempat yang disediakan oleh Allah SWT kepada para malaikatnya, bahkan dalam setiap harinya tidak kurang dari 70 ribu malaikat masuk.

Pada saat itu, nabi Muhammad diajak oleh nabi Ibrahim untuk pergi ke sidratul muntaha sebelum bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah wajib sholat. Sidratul Muntaha merupakan pohon yang menandakan akhir dari batas langit ke tujuh.

Dalam sebuah hadits  dari Anas radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Aku melihat Shidratul-Muntaha di langit ke tujuh. Buahnya seperti kendi daerah Hajar, dan daunnya seperti telinga gajah. Dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Kemudian aku bertanya, “Wahai Jibril, apakah keduanya ini?” Dia menjawab, “Adapun dua yang dalam itu ada di surga sedangkan dua yang di luar itu adalah Nil dan Eufrat.” (HR. Bukhari 3207)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Ketika saya dimirajkan ke langit ke tujuh, saya diajak ke sidratul muntaha, ketika pohon ini diliputi perintah Allah, dia berubah. Tidak ada seorangpun manusia yang mampu menggambarkannya, karena sangat indah.” (HR. Abu Yala Al-Mushili 3450 dan dishahihkan Husain Salim Asad).

Kemudian di hadapan Allah SWT, Rasulullah Saw mendapatkan perintah sholat dengan wajib sholat 50 waktu kepadanya dan juga umatnya. Lalu Rasulullah pun kembali turun ke bawah bertemu dengan nabi Musa as. Pada saat itu nabi Musa as. menyarankan kepada nabi Muhammad untuk meminta keringanan kepada Allah SWT. Setelah tiga kali menghadap Allah SWT, nabi Muhammad Saw akhirnya memperoleh keringanan dari Allah SWT untuk melaksanakan sholat lima waktu. Setelah itu tuntas sudahlah perjalanan Isra’ Mi’raj Rasulullah Saw.

Hikmah Dibalik Isra’ Mi’raj

Peristiwa yang sangat penting ini tentu memiliki hikmah tersendiri yang dapat diambil dan kita renungi, berikut penjelasannya:

1. Pentingnya Masalah Sholat

Melalui Isra’ Mi’raj, Islam mengenal sholat lima waktu. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa kewajiban bagi umat Muslim terjadi ketika malam nabi Muhammad Saw mi’raj ke langit. Hanya syariat sholatlah yang beliau terima langsung, bukan dengan wahyu melalui perantara malaikat Jibril sebagaimana kewajiban yang lainnya.

Sehingga dalam Islam, sholat merupakan tiangnya agama. Sebagaimana dalam sebuah hadits Riwayat Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah yang berbunyi:

رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ

Artinya: “Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” [HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan]

2. Tingginya Derajat Kehambaan

Sebagaimana penyebutan Nabi Muhammad Saw dalam Q.S Al-Isra’ ayat 1 dengan menggunakan kata ‘Abdun yang berarti hamba, tidak menggunakan kata ‘nabi’, ‘rasul’ atau pun ‘khalil’ (kekasih). Sehingga dalam hal ini menunjukkan bahwa derajat kehambaan disisi Allah itu memiliki nilai sangat tinggi.

Dalam Al-Qur’an ketika berbicara tentang orang-orang ikhlas maka menggunakan kata ‘Abdun. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

وَعِبَادُ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنٗا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَٰمٗا

Artinya: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan [25]: 63)

Pengertian Isra' Mi'raj, Kisah Perjalanan Nabi Muhammad & Hikmahnya
Pengertian Isra’ Mi’raj, Kisah Perjalanan Nabi Muhammad & Hikmahnya

3. Syariat Nabi Muhammad Saw Menghapus Syariat Nabi – Nabi Terdahulu

Saat peristiwa Isra’ Mi’raj, nabi Muhammad Saw menjadi imam sholat bagi nabi-nabi terdahulu. Hal ini menjadikan bukti bahwasanya mereka mengikuti risalah nabi Muhammad Saw sekaligus menjadi isyarat bahwa syariat nabi Muhammad Saw telah menghapus syariat nabi-nabi sebelumnya.

4. Keistimewaan Masjidil Aqsha bagi Umat Muslim

Masjid Al-Aqsha dinamakan Baitul Maqdis sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi. Perjalanan Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan Mi’raj dari Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha) menuju langit dunia sampai dengan bertemu Rabb-Nya, hal tersebut menjadi isyarat bahwa Masjidil Aqsha memiliki keistimewaan bagi umat Islam.

Dulu Baitul Maqdis ini pernah menjadi kiblat sholat sebelum akhirnya berganti Ka’bah. Pahala sholat Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsha) juga 500 kali lipat dibanding masjid biasa. MasyaAllah. Wallahu’alam Bissawwab.

5. ‘Ilmul Yaqin Nabi Saw Naik Level ke ‘Ainul Yaqin

Sebelum terjadinya peristiwa mi’raj, Rasulullah Saw hanya mendengar tentang sifat-sifat mengenai surga, neraka, dan hal-hal ghaib lainnya melalui wahyu, hal tersebut disebut juga dengan ‘ilmul yaqin yakni nabi mengimaninya namun belum melihat secara langsung.

Setelah peristiwa mi’raj, Rasulullah Saw melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri sehingga disebutlah dengan ‘ainul yaqin.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai Pengertian Isra’ Mi’raj, Kisah Perjalanan Nabi Muhammad & Hikmahnya. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kalian. Terimakasih 🙂